Kemajuan teknologi ponsel semakin canggih. Mulai dari tingkat resolusi kamera yang makin besar, hadirnya fasilitas GPS, Wi-Fi, 3G, TV-Tuner, hingga teknologi Dual-On (aktif dalam dua operator berbeda).
Persaingan antar vendor telepon seluler (ponsel) memang selalu menarik untuk dicermati. Seiring dengan merakyatnya teknologi ponsel serta tingginya kebutuhan akan berkomunikasi, wajar jika seseorang memiliki handphone lebih dari satu nomor kartu. Alasannya beragam, ada yang menggunakannya sebagai nomor untuk komunikasi umum dan satu nomor lagi untuk privasi (hanya diketahui orang-orang dekat saja), atau sebagai nomor cadangan, bila satu operator tidak mempunyai coverage atau sinyal lemah di suatu kawasan, bisa dibackup nomor dari operator lain. Namun, ada juga yang ingin memanfaatkan promo murah (perang tarif) dari hampir semua operator belakangan ini, sehingga seseorang punya satu nomor tetap, dan satu nomor lagi nomor buangan (khusus memanfaatkan bonus yang melimpah pada saat beli kartu perdana atau masa promo tertentu).
Membawa dua ponsel atau lebih pada saat bepergian tentu cukup merepotkan. Oleh karenanya, beberapa vendor besar ponsel mulai menerapkan strategi dengan meningkatkan pembuatan ponsel berteknologi dual-mode dual-on. Pada ponsel dual-on ini terdapat dua slot yang tersedia, yaitu slot untuk kartu CDMA-GSM ataupun untuk kartu GSM-GSM. Bila digambarkan secara sederhana, ponsel dengan dua jaringan aktif, sama seperti dua ponsel biasa yang disatukan dalam sebuah wadah. Di dalamnya terdapat dua radio frequency (RF), atau komponen yang menjadi penghubung ponsel dengan jaringan, tapi hanya punya satu chipset. Tugas chipset yang merupakan otaknya ponsel itu adalah mengatur kelancaran pekerjaan masing-masing RF, serta fitur-fitur yang diemban si ponsel.
Tergolong Ekonomis
Ponsel dual-mode dual-on yang kini beredar di Indonesia memiliki RF untuk CDMA dualband 800/1900 Mhz, sedangkan GSM triband 900/1800/1900 Mhz. Dari sini mungkin orang akan mulai akrab dengan istilah 5 band. Namun yang menarik, kompetisi persaingan ponsel yang memungkinkan dua nomor siaga bersamaan itu tidak terjadi pada vendor-vendor besar (Nokia dan Sony Ericsson). Yang terlibat persaingan seru justru merek-merek yang dari sisi popularitas berada di lapis kedua. Sebut saja ZTE, Coolpad, Kozi, Mito, Taxco, Micxon, Anycool, Hisense, Startech, D-One, Nexian, dan Hi-Tech. Pada umumnya, fitur yang dimiliki vendor ponsel baru tersebut tidak kalah menarik bila dibanding dengan ponsel dual-on merek terkenal (Samsung, LG, Motorola). Mereka dibekali dengan fitur standar misal kamera beresolusi megapiksel, MMS, GPRS, pemutar multimedia (MP3, MP4) dll. Malahan, beberapa merek tertentu sudah menggunakan system touchscreen dan handwriting recognition, juga tuner analog TV (sering disebut TV-phone). Di luar kriteria tersebut, harga ekonomis yang ditawarkan tentu mendapat prioritas utama di mata konsumen. Bagaimana tidak, ponsel yang memiliki fitur begitu lengkap dengan balutan gaya modern tersebut hanya dibanderol sekitar 1 hingga 2,5 juta rupiah di pasaran. Jadi, kenapa masih repot membawa dua ponsel kalau satu saja sudah cukup.




Persaingan ponsel berkamera tak hanya mengandalkan kualitas ketajaman gambar, tapi juga penampilan fitur, desain maupun asesoris tambahan lainnya.
Kemajuan teknologi dalam produk seluler, kini telah meningkatkan kualitas kamera di dalam ponsel. Ketajaman gambar serta besarnya resolusi kamera hingga 5 bahkan 8,1 megapixel telah meredifinisi makna sebuah ponsel. Bila awalnya hanya berfungsi sebagai alat komunikasi suara dan pesan (SMS), kini sebuah ponsel sudah dilengkapi dengan kamera digital. Bahkan kemampuan dan kualitas ponsel dalam merekam sebuah objek, sudah hampir setara dengan kamera digital pada umumnya. Dengan besarnya resolusi kamera tersebut, sulit membedakan hasil jepretan handphone kamera dengan kamera digital pada umumnya.
Memasuki kuartal pertama tahun 2008, dunia camera digital agak merasa was-was dengan maraknya handphone yang memiliki kamera dengan megapixel yang tinggi. Persaingan antara handphone versus camera digital mulai memanas ketika perusahaan telekomunikasi besar seperti Sony Ericsson yang berencana akan merilis produk terbarunya dengan kamera 8,1 megapixel, belum lagi pihak Nokia, Samsung dan LG yang segera menyusul keberadaan ponsel kamera dengan pixel tinggi. Padahal, vendor-vendor handphone kenamaan tersebut baru saja merilis ponsel berkamera 5 megapixel. Dan bisa dibilang, untuk saat ini kamera ponsel 5 mega pixel adalah kualitas tertinggi yang ada di pasaran.
Kini, produsen ponsel sedang giat-giatnya merilis ponsel yang berkamera lebih dari 5 megapixel, bahkan sudah ada yang mencapai 8,1 megapixel dan cyber-shot. Dengan handphone berkamera lebih dari 5 megapixel, konsumen dapat memotret gambar secara bagus dan sekaligus dapat berkomunikasi, hanya dengan menggunakan satu alat. Sementara untuk camera digital, hanya dapat digunakan untuk memotret. Sedangkan jika ingin menghubungi seseorang atau untuk berkomunikasi, maka konsumen memerlukan satu alat lagi, yaitu handphone. Oleh karena itu, sebagian besar orang menilai, bahwa dengan hanya membawa camera digital saja tidak cukup, namun menjadi tidak praktis ketika harus membawa dua alat. Hal inilah yang membuat handphone lebih disukai oleh sebagian besar orang.
Walaupun untuk masalah resolusi kamera baik pada handphone ataupun camera digital adalah sama, namun camera digital memiliki kelebihan yakni kemampuan zoom optic yang lebih kuat. Dalam hal ini, camera digital telah mampu melakukan pembesaran zoom optic hingga empat kali. Sedangkan untuk handphone hanya mengandalkan lensa yang statis dengan pembesaran secara digital. Akan tetapi dengan adanya fakta bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia sepertinya lebih menyukai handphone yang berkamera resolusi tinggi, menyebabkan para produsen ponsel seluler menjadi lebih bersemangat mengembangkannya karena dirasa mampu menjanjikan keuntungan yang jauh lebih besar. Sebab kelengkapan fitur dan kualitas gambar yang dihasilkan oleh handphone berkamera ini boleh dibilang hampir se-level dengan kamera digital pada umumnya.

ReactOS – Sistem OS Free Ala Windows

by kumpulan-artikel | 8:56 PM in | comments (0)

ReactOS adalah sistem operasi free yang berusaha menuliskan ulang code windows. Intinya ReactOS bukanlah Windows dan bukan pula Linux. Tujuan utama sistem Operasi ini adalah membuat sebuah sistem operasi yang free dimana driver dan aplikasi yang digunakan adalah kepunyaan windows. Siapa yang tidak kenal dengan operating sistem windows. OS yang satu ini memang telah menjamur hampir di seluruh dunia, bahkan ada sebagian orang yang beranggapan bahwa belajar komputer sama dengan belajar windows. Namun setelah maraknya aksi sweeping yang dilakukan oleh petugas tahun lalu, pengguna windows pun mulai berpikir dua kali untuk menggunakannya. Akhirnya banyak pengguna windows mulai mencoba – coba beralih ke OS Linux. Tentu saja hal ini tidaklah mudah bagi para pengguna yang telah terbiasa bekerja di lingkup OS Windows, mereka harus belajar lagi untuk dapat beradaptasi OS Linux yang dikenal memiliki banyak distro. Namun sekarang ini mulai banyak sistem operasi baru bermunculan, salah satunya adalah ReactOS. Apa itu ReactOS?? ReactOS adalah implementasi dari Windows yang dibuat oleh gerakan Opensource, dengan tujuan membuat clone Windows di Linux sehingga driver dan aplikasi di windows dapat dijalankan di sistem operasi ini. Sistem operasi yang beralamat di http:// www.reactOS.org ini dapat kita miliki secara gratis dengan berbagai versi yang sudah siap download. Terdapat berbagai pilihan, diantaranya instalasi, live cd, virtual PC, dan React OS source code. Sistem service yang ditampilkan pun tidaklah kalah dengan yang windows miliki, seperti IO Manager, Configuration Manager, Plug and Play, Power Manager, Memory Manager, Executive Support, Object Manager, security reference monitor, process structure, local procedure call, Win32 Subsystem. Selain gratis dan memiliki fitur yang mirip dengan OS Windows, ReactOS ini ternyata juga dapat mengeksekusi beberapa aplikasi games windows dan beberapa aplikasi windows lainnya. Sebagai informasi, walaupun sistem operasi ini telah mampu menjalankan file exe windows installer, tetapi ternyata ada juga yang belum stabil semisal pada waktu proses instalasi berjalan tiba – tiba computer akan restart sendiri (hal ini disebabkan kemungkinan kernel ReactOS masih belum stabil). Sistemnya pun masih berjalan cukup lamban walaupun sudah dengan hardware yang cukup memadai. Jadi bagi para pengguna Linux yang penasaran ingin berselancar ala ReactOS, sistem operasi ini dapat anda pertimbangkan dan mencobanya sendiri.



Categories



Tukeran Link

Photobucket
Copy this code to the bottom :


Blog Archive





Pengunjung

myspace web counter